Jawaban mitos atau fakta orang Batak cenderung berbicara dalam nada tinggi dan setengah berteriak

Berikut jawaban mitos atau fakta orang Batak cenderung berbicara dalam nada tinggi dan setengah berteriak. Sebelum kami uraikan contoh jawaban pada pertanyaan diatas. Kita akan ulas terlebih dahulu materi yang terkait pada pertanyaan diatas.

 

Jenis Keragaman Budaya

Jenis keragaman budaya dalam masyarakat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik. Keragaman tersebut dapat dijumpai pada masyarakat yang bermukim di dataran tinggi dan masyarakat yang bermukim di dataran rendah. Jumlah penduduk dan luas wilayah akan memengaruhi keberagaman. Masyarakat dengan jumlah yang sedikit cenderung memiliki budaya yang seragam, tetapi masyarakat yang jumlahnya besar akan memiliki banyak sub atau bagian keragaman budaya. Misalnya di Pulau Sumatra, bahasa Batak terbagi menjadi beberapa rumpun.

Lembar Aktivitas 4 Aktivitas Individu

Selidiki pernyataan di bawah ini merupakan mitos ataukah fakta: Orang Batak cenderung berbicara dalam nada tinggi dan setengah berteriak. Hal ini terjadi akibat mayoritas masyarakat yang tinggal di dataran tinggi dengan rumah yang jaraknya saling berjauhan. Kebiasaan tersebut terbawa hingga saat ini, walaupun jarak rumah sudah semakin berdekatan.

Jawaban : Mitos, meskipun memiliki logat yang mungkin terdengar kasar bagi orang lain, suku batak justruh berpegang teguh pada Dalihan Na Tolu yang mengatur suku batak dalam berinteraksi dengan lingkungan. Apalagi terhadap sosok yang lebih tua, pantang sekali untuk menyebut nama.

 

Proses lain seperti kolonialisme, perang, dan globalisasi telah menyebabkan populasi asing menetap di daerah baru dan berinteraksi dengan penduduk setempat. Akibatnya terbentuk komunitas masyarakat yang dipengaruhi oleh beberapa budaya. Dari setiap keragaman budaya yang terus berinteraksi tersebut, kemudian lahir kebudayaa baru.

Dalam sebuah kebudayaan terdapat unsur-unsur budaya universal. Kluckhon, dalam karyanya Universal Categories of Culture, membagi sistem budaya universal tersebut ke dalam tujuh unsur kebudayaan. Istilah budaya universal menurut Koentjaraningrat mengacu pada unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal sehingga dapat ditemukan pada berbagai kebudayaan bangsa-bangsa. Tujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah:

Baca Juga :  Jawaban kekuatan maritim Jepara pada masa Ratu Kalinyamat berkuasa

a. Bahasa
b. Sistem pengetahuan
c. Sistem organisasi kemasyarakatan
d. Sistem peralatan hidup dan teknologi
e. Sistem mata pencarian hidup dan sistem ekonomi
f. Sistem religi
g. Kesenian

Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia tersusun atas beragam kebudayaan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, keseluruhan suku bangsa yang terdapat di Indonesia mencapai 714 suku bangsa. Keberagaman budaya atau pluralitas ini dibangun karena adanya berbagai kebudayaan lokal. Terdapat 6.000 bahasa etnik di dunia dan 1.200 bahasa etnik/daerah tersebut dapat ditemukan di Indonesia. Dari 1.200 bahasa tersebut, 33% merupakan bahasa Papua dan sisanya terbagi menjadi bahasa Austronesia yang tersebar di ribuan pulau di Indonesia.

Keragaman budaya merupakan kekayaan bangsa yang perlu kita lestarikan. Tidak hanya untuk kegiatan pariwisata, tetapi pelestarian budaya juga perlu dilakukan untuk kepentingan generasi penerus bangsa agar tidak kehilangan jati diri kebudayaannya. Pelestarian budaya daerah perlu dilakukan karena setiap budaya daerah adalah bagian dari budaya nasional, kebudayaan nasional Indonesia turut menjadi bagian dari kebudayaan global.