Table of Contents
Berikut jawaban jelaskan perbedaan antara habitat, ekosistem dan bioma. Sebelum kami uraikan contoh jawaban pada pertanyaan diatas. Kita akan ulas terlebih dahulu materi yang terkait pada pertanyaan diatas.
Apa Perbedaan Keanekaragaman Hayati Indonesia dengan di Belahan Dunia Lainnya?
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Banyak makhluk hidup khas yang hanya hidup di Indonesia, yang tidak ditemukan di belahan dunia lainnya. Identifikasi flora dan fauna khas daerah kalian masing-masing. Buatlah dalam bentuk poster yang memuat gambar flora atau fauna khas daerah masing masing, karakteristik dan perilaku unik dari flora atau fauna, persebaran dan konservasi yang harus dilakukan. Presentasikan di depan kelas atau dimuat di media sosial atau dunia maya.
Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Indonesia terkenal memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Indonesia memiliki banyak bioma seperti bioma hutan hujan tropis, savana, pantai, dan padang rumput. Hal ini ditunjang oleh lokasi geografis yang terletak di garis ekuator yang menerima cahaya Matahari sepanjang tahun dan curah hujan yang tinggi. Hutan hujan tropis di Indonesia terkenal memiliki tumbuhan endemik khas Indonesia, misalnya bunga Rafflesia arnoldi, meranti, cendana, anggrek tebu, daun payung, damar dan lainnya.
Wallace membagi persebaran fauna di Indonesia menjadi dua wilayah, yaitu fauna wilayah barat (orientalis) dan fauna wilayah timur (australis). Adapun Webber membagi persebaran fauna di Indonesia menjadi tiga wilayah, yaitu fauna wilayah barat, peralihan dan timur.
Berdasarkan Gambar 6.11, apa perbedaan fauna yang berada di wilayah barat Indonesia dengan fauna yang berada di wilayah timur Indonesia? Apa saja fauna khas Indonesia yang ada di wilayah barat, peralihan dan timur Indonesia?
Ancaman Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Banyak flora dan fauna khas Indonesia yang terancam eksistensinya akibat kegiatan manusia dan bencana alam, seperti penggundulan hutan (deforestasi), kebakaran hutan, banjir dan kekeringan.
Bagaimanakah Pengaruh Manusia terhadap Ekosistem?
Manusia merupakan spesies di Bumi yang paling mendominasi. Oleh karena itu, setiap aktivitas manusia akan berpengaruh terhadap keberadaan suatu ekosistem. Diskusikan dengan teman di kelas, apa saja kegiatan manusia yang dapat memengaruhi ekosistem?
Pertanian dan Produksi Pangan
Salah satu kegiatan manusia yang telah dilakukan selama ribuan tahun adalah bercocok tanam untuk menyediakan kebutuhan pangan. Kegiatan manusia di bidang pertanian turut memengaruhi ekosistem di dunia. Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan eutrofikasi perairan dan penurunan kesuburan tanah. Banyak organisme nontarget yang terbunuh akibat penggunaan pestisida.
Pertanian monokultur menyebabkan turunnya keanekaragaman hayati. Banyak tumbuhan yang disingkirkan dan diganti oleh hanya satu jenis tumbuhan tertentu (Gambar 6.12). Hal ini diperparah dengan seleksi penggunaan bibit unggul yang menyebabkan spesies asli suatu daerah akan sulit ditemukan. Banyak spesies asli Indonesia kalah saing dengan spesies yang sengaja didatangkan dari luar negeri. Sehingga tidaklah mengherankan beberapa buah-buahan lokal lebih sulit ditemukan dibandingkan dengan buah impor.
Kerusakan Habitat
Perkebunan bukanlah habitat alami. Perkebunan merupakan salah satu faktor penyebab hilangnya ekosistem alami. Banyak hutan ditebang di Indonesia untuk diubah menjadi lahan perkebunan, di antaranya untuk lahan kelapa sawit. Dampaknya banyak jenis tumbuhan dan hewan yang terancam punah akibat kehilangan habitatnya. Alih fungsi lahan lainnya seperti pertambangan dan pembuatan pemukiman turut serta menyebabkan kerusakan habitat.
Polusi
Polusi adalah masuknya zat-zat beracun ke dalam lingkungan sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan alamiah. Kerusakan lingkungan akibat pencemaran (polusi) terjadi di mana-mana yang berdampak pada menurunnya kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bahkan, pencemaran dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam.
Banyak aktivitas manusia yang tidak disadari menyebabkan terjadi pencemaran, misalnya penggunaan kendaran bermotor, membuang sampah sembarangan dan membuang sisa limbah ke sungai secara langsung.
Dampak dari polusi menyebabkan banyak peristiwa di dunia, misalnya hujan asam dan pemanasan global. Hujan asam terjadi akibat polutan sulfur oksida dan nitrogen oksida yang bereaksi dengan air di udara. Hujan asam dapat menyebabkan hutan rusak, jembatan mudah berkarat dan patung banyak yang rusak.
Adapun pemanasan global terjadi akibat terakumulasinya gas karbon dioksida di udara sehingga menyebabkan terperangkapnya energi cahaya Matahari di Bumi. Suhu Bumi menjadi meningkat sehingga kutub mencair, permukaan air laut naik, musim yang sulit diprediksi dan gagal panen.
Konservasi
Kegiatan manusia yang dapat memperlambat kepunahan organisme adalah dengan melakukan kegiatan konservasi. Kegiatan yang berwawasan lingkungan dapat memperlambat penurunan keanekaragaman hayati. Beberapa kegiatan konservasi yang dapat dilakukan di antaranya adalah penggunaan energi alternatif, daur ulang sampah, pengolahan limbah dan penghijauan (Gambar 6.15). Spesies yang terancam punah dapat dilestarikan dengan strategi memantau dan melindungi spesies dan habitatnya, pendidikan, program penangkaran dan bank benih berbagai macam tumbuhan.
Mengapa Harus Dilakukan Konservasi Keanekaragaman Hayati?
Kalian tidak akan menemukan lagi harimau jawa di hutan-hutan pulau Jawa. Harimau jawa sebagai hewan khas pulau Jawa punah sekitar pertengahan 1970 karena perburuan yang masif. Apa perasaan kalian ketika harimau jawa ini telah punah? Apa yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat Indonesia agar kejadian serupa tidak terjadi pada spesies lainnya?
Manfaat Konservasi
Alam telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, baik sebagai sumber pangan, papan maupun sandang. Namun demikian, manusia sering melupakan prinsip pengelolaan sumber daya alam. Pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana dapat menyebabkan kelangkaan bahkan kepunahan. Dampak lainnya adalah banyaknya terjadi bencana alam akibat kerusakan alam, misalnya banjir bandang dan tanah longsor yang merugikan manusia bahkan harus kehilangan nyawa.
Kelangkaan dan kepunahan berbagai spesies sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia. Berangkat dari permasalahan tersebut, diperlukan upaya yang dapat melestarikan kekayaan alam. Upaya tersebut menerapkan konsep mutualisme antara manusia dan alam yang selanjutnya dikenal sebagai konservasi.
Konservasi adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang dilakukan secara bijaksana untuk menjaga kesinambungan persediaan hayati dengan meningkatkan dan memelihara kualitas keanekaragaman nilainya. Konservasi merupakan suatu kegiatan memanajemen antara kehidupan manusia dengan sumber daya alam agar tercipta kehidupan bisa tetap dipertahankan dan dilestarikan.
Manfaat konservasi dapat dilihat dari aspek ekologi dan ekonomi. Manfaat secara ekologi adalah terlindunginya keanekaragaman hayati melalui keseimbangan ekosistem, sehingga terbebas dari ancaman kepunahan. Keseimbangan ekosistem yang tercipta dapat menghindarkan manusia dari bencana dahsyat, seperti banjir bandang dan kekeringan. Manfaat secara ekonomi adalah tersedianya sumber sandang, pangan dan papan yang berkelanjutan. Selain itu jika dikelola dengan baik maka dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan, misalnya dijadikan sebagai tempat ekowisata.
Metode Konservasi
Secara umum, metode konservasi lingkungan dibagi menjadi dua, yaitu konservasi secara in-situ dan eks situ. Metode Konservasi in-situ adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati, baik berupa flora ataupun fauna, yang dilakukan di habitat asli spesies tersebut. Lingkungan yang akan menjadi lokasi konservasi harus masih berada dalam kondisi yang layak dan terjaga untuk dihuni oleh spesies tersebut.
Kawasan yang berfungsi sebagai lokasi konsevarsi secara in-situ antara lain suaka margasatwa, cagar alam dan taman nasional (Gambar 6.17). Tujuan penetapan kawasan konservasi adalah untuk mengurangi resiko kerusakan pada habitat tertentu, sehingga tidak mengancam kelangsungan hidup flora dan fauna.
Spesies yang ingin dilestarikan adalah makhluk hidup yang mempunyai karakteristik unik. Konservasi in-situ dilakukan jika jumlah spesies yang akan dilindungi terlalu banyak dan tidak mungkin untuk dipindahkan. Selain itu, ada spesies yang beresiko mati jika dipindahkan dari habitat aslinya sehingga cara terbaik adalah dengan mengkonservasi di habitat aslinya. Maka dari itu lingkungan tersebut harus dijadikan sebagai kawasan konservasi.
Metode konservasi eks-situ adalah upaya pelestarian keaneragaman hayati yang dilakukan di luar habitat aslinya. Lingkungan konservasi secara eks-situ merupakan lingkungan buatan manusia. Konservasi eks-situ menjadi alternatif apabila habitat asli dari suatu spesies sudah rusak, sehingga tidak layak lagi untuk dihuni dan apabila ingin mengembalikan fungsinya juga butuh waktu yang lama.
Karakteristik dari habitat buatan adalah wilayahnya tidak terlalu luas dan jumlah populasi yang dikonservasi tidak terlalu banyak. Lokasi pembuatan habitat buatan berdekatan dengan pemukiman manusia, sehingga spesies yang dikonservasi tidak dibiarkan secara liar. Konservasi secara eks-situ dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya agar tingkat keberhasilan konservasi tergolong tinggi. Contoh bentuk konservasi eks-situ adalah penangkaran dan kebun binatang.
Mari Uji Kemampuan Kalian
1. Jelaskan perbedaan antara habitat, ekosistem dan bioma?
Jawaban :
– Habitat adalah lingkungan alami yang ditempati oleh binatang, tumbuhan, atau organisme lainnya.
– Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
– Bioma adalah wilayah yang memiliki sifat geografis atau iklim yang sama yang meliputi komunitas tumbuhan, hewan, organisme tanah, bakteri, dan virus.
2. Apa perbedaan karakteristik fauna di Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur?
Jawaban : Persebaran fauna di Indonesia dipengaruhi oleh garis wallace dan weber. Pada bagian barat Indonesia lebih banyak dihuni oleh fauna tipe asiatis dengan cirinya yaitu jenis hewan mamalia dan berbadan besar yang mirip dengan fauna di Benua Asia. Contoh hewan yang berada di bagian barat Indonesia adalah badak, harimau, singa, dan macan. Sedangkan di bagian timur Indonesia, fauna yang tinggal merupakan jenis mamalia kecil dan burung-burung dengan warna yang indah. Fauna yang tinggal di bagian timur Indonesia lebih mirip dengan fauna yang berada di Australia. Contoh hewannya yaitu kanguru, rusa, dan burung cendrawasih.
3. Seorang ilmuwan sedang menentukan jumlah rantai makanan yang ada di beberapa area berbeda. Di area A, dia menemukan 10 rantai makanan yang berbeda. Di area B, dia menemukan 50 rantai makanan berbeda. Di area manakah yang kalian harapkan untuk menemukan keanekaragaman hayati terbesar? Berikan argumentasi dari jawaban kalian.
Jawaban : Daerah yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar berdasarkan jumlah rantai makananya adalah: Area B dengan jumlah 50 rantai makanan. Karena semakin banyak jumlah rantai makanannya, tentu akan semakin banyak juga spesies makhluk hidup yang terlibat. Otomatis, jumlah keanekaragaman hayatinya juga semakin banyak.