Berikut jawaban bagaimana konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji. Sebelum kami uraikan contoh jawaban pada pertanyaan diatas. Kita akan ulas terlebih dahulu materi yang terkait pada pertanyaan diatas.
Banten: Garda Pulau Jawa
Banten dikuasai oleh Fatahillah atas nama Sultan Demak. Seluruh pantai utara sampai dengan Cirebon merupakan daerah yang dikuasai dengan tujuan digunakan untuk kepentingan perdagangan dan memperkuat kedudukan Banten. Sunda Kelapa diganti nama menjadi Jayakarta. Fatahillah menduduki pemerintahan daerah Banten. Sedangkan daerah Cirebon diserahkan kepada putranya pangeran Pasarean. Setelah Pangeran Pasarean wafat, Fathahilah memegang kendali atas pemerintahan Cirebon dan pemerintahan Banten diserahkan kepada putranya Hasanudin.
Banten mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1651-1682 M. Beliau menjadi Sultan yang tegas. Sekitar tahun 1600 M Banten mengalami jaman kejayaan. Banten adalah pusat perdagangan lada yang dihasilkan di Banten dan Lampung, cengkeh serta pala dari Maluku. Banten semakin mengalami kemuduran karena terdapat tekanan dari Belanda di Batavia.
Lembar Aktivitas 11 Aktivitas Individu
Bagaimana konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji?
Jawaban : Konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji terjadi perang saudara dikarenakan Sultan Haji cenderung bekerja sama dengan Belanda ketika Sultan Ageng mengangkatnya menjadi raja pembantu pada tahun 1676. Oleh karena itu, Sultan Ageng menarik kembali tahta tersebut. Namun dengan bantuan dan dukungan Belanda, Sultan Haji berusaha mempertahankan tahta nya sehingga terjadilah perang saudara antara ayah dan anaknya. Karena Sultan haji mendapat bantuan Belanda, maka Sultan Ageng Tirtayasa dapat dikalahkan. Kemenangan Sultan Haji tersebut merupakan awal kehancuran Banten.