Table of Contents
masbejo.com-Berikut ini Kunci Jawaban PAI Kelas 4 Halaman 38 Kisah atau Kejadian Yang Menunjukkan Sifat-Sifat Allah Swt. dalam Asmaulhusna.
Pengayaan
1. Bacalah tentang kisah-kisah atau kejadian yang menunjukkan sifat-sifat Allah Swt. dalam Asmaulhusna
2. Paparkan hasil bacaanmu di depan kelas!
Jawaban:
Kisah yang membuktikan bahwa Allah Swt bersifat As-Salaam.
Kisah Percobaan Pembunuhan terhadap Rasulullah
Selama masa dakwah, ujian seakan tak ingin berhenti menghampiri Rasulullah SAW. Sebuah percobaan pembunuhan pernah menyasar dirinya ketika hendak berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Para kaum musyrikin pernah berembuk dalam sebuah tempat pertemuan (darun nadwah) tentang rencana menghabisi nyawa Nabi Muhammad. Mereka mengumumkan hadiah mewah bagi siapapun yang berhasil menggorok leher Nabi. Kelompok anti-tauhid ini menjanjikan seratus unta merah berbiji mata hitam (terbaik dan termahal) untuk orang yang sanggup menyerahkan tubuh atau kepala Nabi.
Suraqah ibn Malik. Dialah orang pertama kali berdiri dan menyanggupi sayembara jahat tersebut. Ia tidak menyia-nyiakan waktu. Suraqah meloncat ke atas kudanya dan mengejar perjalanan Nabi.
Suraqah beruntung. Usaha kerasnya mengantarkannya tepat di belakang Rasulullah. Bersama untanya Rasulullah tetap tampak tenang. Namun, dalam kondisi itu Suraqah justru menghunus padang dan langsung menyabetkannya ke arah kepala Nabi.
“Blessss..!”
Dalam al-Aqthaf ad-Daniyyah fî Idlâhi Mawâ‘idh al-Ushfriyah dijelaskan, bumi saat itu tunduk kepada perintah Nabi. Tiba-tiba saja kaki kuda Suroqah ambles ke dalam tanah hingga lutut. Pedang pun gagal menyentuh kulit Nabi.
Suraqah hanya bisa mengeluh dan meminta pertolongan. Rasulullah, si korban percobaan pembunuhan itu, tanpa rasa sungkan menyelamatkannya. Hingga akhirnya Nabi meneruskan perjalanan hijrahnya seperti biasa.
Suraqah secara fisik memang selamat, tapi syahwat untuk mendapatkan hadiah sayembara yang melimpah ternyata menyesatan jalan pikirannya. Selang beberapa saat, ia kembali membuntuti Rasulullah dan mengulangi perbuatan kejinya. Kuda berpacu dan, sekali lagi, pedang siap dihantamkan.
“Blessss…!
Kali ini kaki kuda Suraqah terhisap bumi lebih dalam lagi, hingga mencapai perut. Lagi-lagi, Suraqah memohon ampun dan perlindungan Rasulullah. Ia bersumpah tak akan mengulangi tindakan jahatnya. Mendengar hal itu, Rasulullah memaafkan dan mendoakannya.
Suraqah turun dari tunggangannya dan duduk di depan unta Rasulullah. “Wahai Rasulullah, jelaskanlah padaku tentang Tuhanmu yang memiliki kekuatan yang sedemikian rupa. Apakah Dia terbuat dari emas? Atau dari perak?”
Nabi menunduk sembari diam cukup lama. Lantas Malaikat Jibril datang kepada Nabi dan membacakan surat al-Ikhlas ayat 1-4 dan as-Syura ayat 11.
“Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang Islam,” pinta Suraqah.
Rasulullah memberitahunya hingga Suraqah masuk Islam. Kini Suraqah mendapatkan hadiah yang belum pernah ia bayangkan: menyaksikan teladan manusia suci yang bersih dari rasa dendam, dan memasuki dunia baru yang sarat nilai ketuhanan sebagai seorang muslim.
Kisah Selamatnya Nabi Ibrahim dari Api yang Membakarnya
Pada masa itu, Nabi Ibrahim hidup bersamaan dengan berkuasanya Raja Namrud yang zalim di Babilonia. Para penduduk di Babilonia ini tidak menyembah Allah Swt, melainkan menyembah berhala, bulan, matahari, bahkan Raja Namrud sendiri. Nabi Ibrahim merupakan seorang pemahat patung karena pada masa itu semua rakyat menyembah berhala. Hal ini menjadikan Nabi Ibrahim tidak menyukai lingkungan di sekelilingnya. Namun beliau dengan sabar membimbing dan mengajarkan kepada penduduk Babilonia untuk beriman kepada Allah Swt.
Pada suatu hari, tibalah perayaan musim semi di Babilonia, semua penduduk pergi untuk merayakannya. Nabi Ibrahim pergi untuk menghancurkan berhala-berhala sesembahan yang berdiri megah. Mendengar hal ini Raja Namrud sangat geram, kemudian Nabi Ibrahim dihukum dengan cara dibakar ke dalam api yang besar. Namun atas mukjizat dari Allah Swt. Yang Maha Agung, Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api yang sangat besar. Raja Namrud beserta pengikutnya sangat terkejut melihat hal ini. Dari peristiwa ini Raja Namrud membiarkan Nabi Ibrahim hidup.
Kisah ini juga termaktub dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 69 yang berbunyi:
Kami berfirman : “Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.”
Dalam riwayat Ibn Jarir at-Thabari disebutkan bahwa saat Nabi Ibrahim hendak dibakar, malaikat penjaga hujan mengadu kepada Allah Swt. untuk menurunkan hujan. Bahkan Jibril pun menawarkan bantuannya untuk memadamkan api. Namun Nabi Ibrahim menolak semua bantuan itu, kemudian beliau berkata
“Cukup bagiku bahwa Allah mengetahui keadaanku.”
Berkat keyakinannya kepada Allah, api itu menjadi sejuk dan damai.
Kita sebagai umat Islam tentu harus meyakini dan mengambil ibrah dari kisah Nabi Ibrahim ini. Kisah ini menjadi satu dari sekian banyak pelajaran yang berharga bagi kita semua. Semoga kita dapat meniru keyakinan kuat Nabi Ibrahim kepada Allah.
Pembahasan:
As-Salam (السَّلَامُ) – Yang Maha Pemberi Keselamatan
Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa As-Salam itu nama Allah ﷻ adalah:
Firman Allah ﷻ,
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maharaja Yang Maha suci, Yang Maha selamat.” (QS. Al-Hasyr: 23)
Nabi ﷺ bersabda,
لا تَقُوْلُوْا السَّلامُ علَى اللَّهِ فَإنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ
“Janganlah kalian mengucapkan, “keselamatan bagi Allah”, karena sesungguhnya Allah adalah Maha pemberi keselamatan.”
Makna As-Salam (السَّلَامُ) secara umum ada dua makna, yaitu Maha selamat dan Maha pemberi keselamatan kepada hamba-hamba-Nya. Makna yang menjadi fokus pembahasan di sini adalah Allah ﷻ adalah Maha selamat.
Pertama: Makna As-Salam (السَّلَامُ) adalah Maha selamat
Makna As-Salam mencakup As-Subbuh dan Al-Quddus, namun As-Salam maknanya lebih fokus kepada keselamatan Allah ﷻ dari aib-aib yang diduga akan ada di masa mendatang. Jadi As-Subbuh dan Al-Quddus seakan-akan hanya berkaitan dengan sekarang dan masa lampau, adapun As-Salam maka membawa makna kepada masa depan, dalam artian Allah ﷻ akan selamat selama-lamanya dari segala kekurangan dan keburukan.
Ibnul Qayyim rahimahullah ketika membahas tentang makna nama Allah ﷻ As-Salam, beliau rahimahullah berkata,
إِذَا نَظَرْتَ إِلَى أَفْرَادِ صِفَاتِ كَمَالِهِ وَجَدْتَ كُلَّ صِفَةٍ سَلَامًا مِمَّا يُضَادُ كَمَالَهَا
“Jika engkau memperhatikan setiap sifat-sifat Allah ﷻ yang sempurna, maka engkau akan dapati bahwa setiap sifat Allah ﷻ selalu selamat dari hal yang bertentangan dari sifat tersebut.”[2]
Ibnul Qayyim rahimahullah kemudian memberikan contoh dari perkataan beliau di atas.
a. Sifat Maha hidup Allah ﷻ selamat dari kematian, kantuk, tidur, dan semisalnya.
b. Sifat Maha kuasa Allah ﷻ (القَدِيْرُ) selamat dari capek, letih, dan semisalnya.
c. Sifat Maha ilmu Allah ﷻ (العَلِيْمُ) selamat dari lupa, lalai, perlu diingatkan, dan semisalnya.
d. Takdir Allah ﷻ selamat dari tidak hikmah, kezaliman, main-main, dan semisalnya.
e. Allah ﷻ Maha memaafkan bukan karena lemah atau membutuhkan, tetapi karena kasih sayang dan kebaikan yang luar biasa yang dimiliki Allah ﷻ.
f. Kemarahan Allah ﷻ bukan karena Allah ﷻ butuh untuk balas dendam, tetapi Allah ﷻ marah untuk keadilan.
Masih banyak contoh lain yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah. Akan tetapi pada intinya Ibnul Qayyim ingin menjelaskan bahwa makna As-Salam menunjukkan bahwa setiap sifat-sifat Allah ﷻ itu selamat dari lawannya yang bisa mencoreng kesempurnaan sifat-sifat tersebut.
Kedua: Makna As-Salam (السَّلَامُ) adalah Maha pemberi keselamatan
Maksud dari Allah ﷻ Maha pemberi keselamatan adalah Allah ﷻ pemberi keselamatan bagi hamba-hamba-Nya. Allah ﷻ berfirman,
سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
“Keselamatan bagi Ibrahim ‘alaihissalam.” (QS. Ash-Shaffat: 109)
Allah ﷻ juga berfirman,
سَلَامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ
“Keselamatan bagi Ilyas.” (QS. Ash-Shaffat: 130)
Ayat-ayat seperti ini banyak tercantum di dalam Al-Qur’an.
Di antara hal yang menunjukkan bahwa Allah ﷻ adalah Maha pemberi keselamatan adalah Allah ﷻ memberikan surga kepada hamba-hambanya. Oleh karenanya surga disebut dengan Dar As-Salam (rumah keselamatan), sebab orang yang masuk surga akan selamat dari segala kekurangan, seperti sedih, marah, jengkel, cemburu, khawatir dan semisalnya.
Di antara juga hal yang menunjukkan bahwa Allah ﷻ adalah Maha pemberi keselamatan adalah disyariatkannya mengucapkan “Assalamu ‘alaikum” kepada sesama muslim. Ucapan “Assalamu ‘alaikum” artinya meminta keselamatan kepada Allah untuk orang yang sedang disalami.