Sejarah Panjang Internet di Indonesia

masbejo.com – Sejarah Panjang Internet di Indonesia. Jaringan internet saat ini sudah merambah berbagai kalangan dan pelosok negeri.  Internet sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, isntansi pemerintahan, instansi swasta, pelaku bisnis sebagai sarana untuk menambah wawasan dan mempermudah mobilitasnya. Dengan adanya internet, saat ini lebih banyak orang membaca artikel pada kanal berita online (seperti: republika.com, kompas.com, dan masih banyak lagi) dibandingkan dengan koran bentuk fisik. Untuk para pelaku bisnis mereka dapat melakukan transaksi bisnis melalui e-bussines. Sedangakan untuk pelajar dapat melakukan pembelajaran jarak jauh hanya dengan menggunakan e-learning.

Begitu dahsyatnya peran internet dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Lalu apakah kamu tahu bagaimana sejarah  internet di Indonesia? Banyak orang Indonesia sudah menggunakan dan memanfaatkan internet untuk memberikan kemudahan dalam kegiatannya sehari-hari, tapi sebagian besar dari mereka belum tahu bagaimana sejarah internet bisa masuk ke Indonesia. Jangan-jangan kamu juga ya?

Baiklah, sebaiknya mari kita pelajari bersama!

Sejarah Panjang Internet di Indonesia

Sejarah internet Indonesia bermula pada awal tahun 1990-an. Saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, di mana semangat kerjasama, kekeluargaan, dan gotong royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana internet di Indonesia yang pada perkembangannya terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktivitasnya terutama yang melibatkan perdagangan Internet.

M. Samik-Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer dan internet di Indonesia.

Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan internet di Indonesia dapat dilihat pada beberapa artikel di media cetak seperti KOMPAS berjudul “Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio” di akhir tahun 1990 awal 1991. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB di tahun 1989.

Inspirasi tulisan-tulisan awal internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio khususnya di Amatir Radio Club (ARC) ITB pada tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan komputer Apple II milik Onno W. Purbo (YC1DAV) sekitar belasan anak muda ITB seperti Harya Sudirapratama (YC1HCE), J. Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono Adisoemarta (N5SNN) bersama Onno W. Purbo (YC1DAV) berguru pada para senior amatir radio seperti Robby Soebiakto (YB1BG), Achmad Zaini (YB1HR), dan Yos (YB2SV), band 40m (7MHz).

Baca Juga :  Spesifikasi Samsung Galaxy A52 5G Terbaru

Robby Soebiakto (YB1BG) yang waktu itu bekerja di PT. USI IBM Jakarta merupakan pakar di antara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data radio paket yang kemudian mendorong ke arah TCP/IP. Teknologi radio paket TCP/IP yang kemudian diadopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, dan ITB menjadi tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994.

Pada tahun 1988, dalam surat pribadi Robby Soebiakto (YB1BG) mendorong Onno W. Purbo (YC1DAV/VE3) yang berada di Hamilton, Ontario, Kanada untuk mendalami TCP/IP. Robby Soebiakto (YB1BG) meyakinkan Onno W. Purbo (YC1DAV/VE3) bahwa masa depan teknologi jaringan komputer akan berbasis pada protokol TCP/IP.

Robby Soebiakto (YB1BG) menjadi koordinator IP pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) yang di internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak tahun 2000, AMPR-net Indonesia dikoordinir oleh Onno W. Purbo (YC0MLC). Koordinasi dan aktivitasnya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti, orari-news@yahoogroups.com.

Pada tahun 1986-1987 awal, perkembangan jaringan paket radio di Indonesia, Robby Soebiakto (YB1BG) merupakan pioner di kalangan pelaku amatir radio Indonesia yang mengaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS) merupakan jaringan e-mail store and forward yang mengaitkan banyak “server” BBS amatir radio seluruh dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar.

Di awal tahun 1990, komunikasi antara Onno W. Purbo (YC1DAV/VE3) yang waktu itu berada di Kanada dengan panggilan YC1DAV/VE3 dengan rekan-rekan amatir radio di Indonesia dilakukan melalui jaringan amatir radio ini. Dengan peralatan PC/XT dan walkie talkie 2 meteran, komunikasi antara Indonesia-Kanada terus dilakukan dengan lancar melalui jaringan amatir radio.

Robby Soebiakto YB1BG berhasil membangun gateway amatir satelit di rumahnya di Cinere melalui satelit-satelit OSCAR milik amatir radio, kemudian melakukan komunikasi lebih lanjut yang lebih cepat antara Indonesia-Kanada. Pengetahuan secara perlahan ditransfer dan berkembang melalui jaringan amatir radio ini.

Baca Juga :  Kelebihan dan Kelemahan Internet

Tahun 1992-1993, Muhammad Ihsan masih staff peneliti di LAPAN Ranca Bungur tidak jauh dari Bogor yang di awal tahun 1990-an didukung oleh pimpinannya Ibu Adrianti dalam kerja sama dengan DLR (NASAnya Jerman) mencoba mengembangkan jaringan komputer menggunakan teknologi packet radio pada band 70 cm dan 2 m.

Jaringan LAPAN dikenal sebagai JASIPAKTA dengan dukungan DLR Jerman. Protokol TCP/IP dioperasikan di atas protokol AX.25 pada infrastruktur packet radio. Muhammad Ihsan mengoperasikan relay penghubung antara ITB di Bandung dengan gateway internet yang ada di BPPT pada 1993-1998.

Firman Siregar merupakan salah seorang motor di BPPT yang mengoperasikan gateway radio paket bekerja pada band 70 cm tahun 1993-1998-an. PC 386 sederhana menjalankan program NOS di atas sistem operasi DOS digunakan sebagai gateway packet radio TCP/IP. IPTEKNET masih berada di tahapan sangat awal di mana perkembangannya saluran komunikasi ke internet masih menggunakan protokol X.25 melalui jaringan Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) terkait pada gateway di DLR Jerman.

gateway itb pertama

Putu merupakan sebuah nama yang melekat dengan perkembangan PUSDATA DEPRIN pada waktu kepemimpinan Bapak Menteri Perindustrian Tungki Ariwibowo menjalankan BBS pusdata.dprin.go.id. Pada masa awal perkembangan BBS, Pak Putu sangat berjasa dalam membangun pengguna e-mail khususnya di Jakarta. Pak Putu sangat beruntung mempunyai menteri Pak Tungki yang “maniak” IT dan yang mengesankan dari Pak Tungki beliau akan menjawab e-mail sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah menteri pertama Indonesia yang menjawab e-mail sendiri.

Suryono Adisoemarta N5SNN di akhir 1992 kembali ke Indonesia. Kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh anggota Amatir Radio Club (ARC) ITB seperti Basuki Suhardiman, Aulia K. Arief, dan Arman Hazairin didukung oleh Adi Indrayanto untuk mencoba mengembangkan gateway radio paket di ITB. Berawal semangat dan bermodalkan PC 286 bekas, barangkali ITB merupakan lembaga paling miskin yang nekat untuk berkiprah di jaringan PaguyubanNet. Rekan lainnya seperti UI, BPPT, LAPAN, dan PUSDATA DEPRIN merupakan lembaga yang lebih dahulu terkait ke jaringan di tahun 1990-an. Mereka mempunyai fasilitas yang jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB modem radio paket berupa Terminal Node Controller (TNC) merupakan peralatan pinjaman dari Muhammad Ihsan dari LAPAN.

Baca Juga :  Setting set top box di Era TV Digital

Suryono Adisoemarta N5SNN sendiri ketika masih menempuh kuliah S2-nya di University of Texas di Austin, Texas, menyambungkan TCP/IP Amatir Austin ke gateway internet untuk pertama kalinya, di gedung Chemical and Petroleum Engineering University of Texas, Amerika Serikat, sehingga komunitas Amatir Radio TCP/IP Austin bisa tersambung dengan jaringan TCP/IP seluruh dunia dan bahkan memungkinkan akses langsung ke internet dengan menggunakan radio amatir (Lim, 2005). Pengetahuan inilah yang kemudian ia terapkan dalam pengembangan radio paket di ITB.

Berawal dari teknologi radio paket 1.200 bps, ITB kemudian berkembang di tahun 1995-an memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari IPTEKNET. Akses internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan yang lainnya khususnya di PaguyubanNet.

September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh bandwidth 1.5 Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet & IIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting dalam jaringan pendidikan di Indonesia yang menamakan dirinya AI3 Indonesia yang mengaitkan 25+ lembaga pendidikan di Indonesia pada tahun 1997-1998-an.

Jaringan pendidikan ini bukan hanya monopoli ITB saja. Jaringan pendidikan lain yang lebih besar lagi adalah jaringan SMK yang dibawahi DIKMENJUR (dikmenjur@egroups.com). Pada tahun 2006, praktis ada lebih dari 4.000 sekolah di Indonesia tersambung ke internet yang sebagian besar adalah SMK.

Dimulai tahun 1992 sampai akhirnya di tahun 1997-1998 ITB mampu mengaitkan 25+ lembaga pendidikan di Indonesia melalui internet. Mungkin bukan waktu yang lama, tetapi perjuangan yang dilalui untuk hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Kita sebagai pengguna harus memanfaatkan internet dengan bijak dan untuk kepentingan yang baik ya.

Semoga bermanfaat..

Leave a Comment