Table of Contents
Berikut jawaban bagaimana pengaruh masing-masing agen sosialisasi dalam pembentukan karakter Individu. Sebelum kami uraikan contoh jawaban pada pertanyaan diatas. Kita akan ulas terlebih dahulu materi yang terkait pada pertanyaan diatas.
Sosialisasi
Manusia adalah makhluk sosial yang menghabiskan kehidupan dengan cara berinteraksi dengan individu lain. Sosialisasi adalah proses sosial seumur hidup untuk mempelajari pola budaya, perilaku, dan harapan. Melalui sosialisasi, kita mempelajari nilai-nilai budaya, norma, dan peran.
Hakikat Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses interaksi yang dilakukan secara terus-menerus sehingga membentuk kepribadian seorang individu. Dapat dikatakan, sosialisasi merupakan proses seumur hidup yang berkaitan dengan cara individu mempelajari nilai dan norma sosial yang ada atau berlaku di masyarakat agar dapat diterima kelompoknya. Sosialisasi dapat dilakukan oleh berbagai individu termasuk orang tua, guru, teman sebaya, saudara kandung lewat sekolah, televisi, internet, ataupun media sosial.
Agen Sosialisasi
Sosialisasi terjadi di seluruh rentang hidup dan sampai batas tertentu. Interaksi sosial meliputi perpindahan individu dari satu tempat ke tempat yang lain, peran dalam hidup mereka mulai dari lulus sekolah, memperoleh pekerjaan menikah, memiliki anak, hingga pensiun. Berikut merupakan agen-agen sosialisasi:
■ Keluarga
Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama dan terpenting. Agen sosialisasi keluarga terdiri dari sistem keluarga inti (nuclear family) dan sistem kekerabatan (extended family). Keluarga inti meliputi ayah, ibu, dan saudara kandung maupun angkat yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan sistem kekerabatan meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi. Keluarga termasuk kelompok primer yang memiliki intensitas tinggi dalam mengawasi anggota keluarganya. Sosialisasi dalam keluarga dapat memengaruhi pembentukan kepribadian anak.
■ Sekolah
Individu dihadapkan pada berbagai pengalaman berbeda di sekolah. Mereka berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang agama, kelas sosial, ras, etnis, dan kebudayaan. Sosialisasi di sekolah memiliki tujuan menanamkan nilai kedisiplinan yang berorientasi mempersiapkan peran peserta didik pada masa mendatang. Agen sosialisasi sekolah merupakan bentuk dari sosialisasi sekunder.
■ Kelompok Sepermainan
Sosialisasi juga terjadi di antara kelompok sepermainan, baik teman sebaya maupun tidak sebaya. Kelompok sepermainan dapat memengaruhi kebiasaan belajar, selera musik, sudut pandang, dan bahkan gaya berpakaian. Agen sosialisasi kelompok sepermainan merupakan bentuk dari sosialisasi sekunder.
■ Media Massa
Media massa adalah sarana komunikasi satu arah ke masyarakat luas. Informasi yang disampaikan melalui media dapat menyebar secara cepat dan luas ke seluruh lapisan dan golongan masyarakat. Jenis media massa dapat berupa televisi, surat kabar, majalah, film, radio, dan media sosial digital lainnya. Individu akan dihadapkan pada berbagai perilaku, ide, kepercayaan, dan nilai melalui media. Agen sosialisasi media massa merupakan bentuk dari sosialisasi sekunder.
Proses Sosialisasi
Berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget, proses sosialisasi menekankan pada kemampuan anak untuk memahami dunia. Piaget menjelaskan adanya perbedaan tahap anak-anak dalam belajar untuk berpikir tentang diri mereka sendiri dan lingkungan mereka. Tahapan tersebut di antaranya:
■ Sensorimotor (0-2 tahun)
Sensorimotor merupakan tahap pertama bayi belajar terutama dengan menyentuh benda, memanipulasinya, dan secara fisik menjelajahi lingkungannya. Pencapaian utama pada tahap ini adalah pemahaman anak bahwa lingkungannya memiliki sifat yang berbeda dan stabil.
■ Pra-operasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini anak sudah menguasai bahasa dan menggunakan kata-kata untuk merepresentasikan objek dan gambar secara simbolis. Anak-anak berbicara bersama tetapi tidak dengan satu sama lain dalam arti yang sama seperti orang dewasa.
■ Operasional konkret (7-11 tahun)
Pada fase ini, anak-anak telah memahami pengertian logis seperti hubungan sebab dan akibat. Seorang anak pada tahap perkembangan ini akan mengenali alasan yang salah dan mampu melaksanakan operasi hitungan matematika sederhana (mengalikan, membagi, dan mengurangi).
■ Operasional formal (11-15 tahun)
Tahap ini merupakan tahap remaja. Selama masa remaja, anak yang beranjak dewasa lebih mampu memahami ide-ide yang sangat rumit. Ketika dihadapkan pada suatu masalah, anak-anak pada tahap ini mampu meninjau semua cara yang mungkin untuk dilakukan dan melaluinya secara teoritis untuk mencapai solusi.
Lembar Aktivitas 11 Aktivitas Individu
Diskusikanlah bagaimana pengaruh masing-masing agen sosialisasi dalam pembentukan karakter Individu?
Jawaban :
Agen sosialisasi memiliki pengaruh dalam pembentukan karakter individu. Agen sosialisasi adalah kelompok atau individu yang melaksanakan sosialisasi. Hal-hal yang dipelajari individu saat bersosialisasi adalah nilai dan norma sosial, adat, kebiasaan, serta pola berpikir suatu kelompok tertentu. Agen sosialisasi dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu:
– Keluarga: keluarga adalah agen sosial pertama yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter individu karena keluarga merupakan agen sosialisasi yang mempersiapkan individu untuk melangkah ke masyarakat.
– Teman sepermainan: agen sosial ini dapat memengaruhi tindakan sosial serta sifat dan karakter individu, baik ke arah positif maupun negatif.
– Sekolah: agen sosial ini berperan penting dalam penanaman nilai akademik serta norma sosial individu dalam menjalani kehidupan.
– Media massa: agen sosial ini akan membentuk sikap kritis individu dalam menerima informasi yang didapatkan melalui media.